Tampak sepele, namun efeknya bisa fatal. Banyak kasus kerusakan railing di rumah-rumah baru maupun hasil renovasi disebabkan oleh satu hal yang kerap diabaikan: tidak adanya sistem drainase pada sambungan railing. Masalah ini makin terasa dampaknya saat musim hujan tiba. Air yang seharusnya mengalir lancar, justru mengendap di dalam pipa atau rongga struktur sambungan, menjadi pemicu utama terjadinya korosi dari dalam.
Dalam banyak laporan kerusakan railing pasca-musim hujan, ditemukan bahwa titik-titik korosi awal bukan berasal dari permukaan luar, melainkan dari bagian dalam sambungan atau area bawah railing yang tertutup dan sulit dijangkau. Air yang tertahan, bercampur dengan debu dan kelembapan tinggi, menciptakan lingkungan ideal untuk proses oksidasi pada logam. Apalagi jika material railing menggunakan bahan campuran seperti hollow besi tipis atau baja ringan biasa, yang memiliki daya tahan sangat terbatas terhadap air dan udara lembap.
Korosi dari dalam ini sulit dideteksi secara visual. Dalam beberapa kasus, railing tampak baik-baik saja dari luar, namun ketika ditekan atau dibebani, struktur mendadak patah atau melengkung. Ini tentu sangat berbahaya, terlebih jika terjadi di tangga lantai dua, balkon, atau area rooftop yang memiliki risiko tinggi terhadap kecelakaan jatuh.
Kesalahan desain dan pemasangan sambungan tanpa mempertimbangkan alur buangan air juga mempercepat kerusakan. Tukang atau kontraktor sering kali hanya fokus pada tampilan akhir railing terlihat rapi dan lurus dari luar tanpa memikirkan bagaimana air akan bergerak dan ke mana akan keluar saat hujan deras mengguyur. Beberapa bahkan menutup sambungan bawah dengan las permanen, tanpa memberi celah drainase sama sekali.
Penggunaan material yang kurang tahan terhadap korosi membuat situasi menjadi lebih buruk. Railing yang berbahan dasar besi biasa memang mudah dibentuk dan murah, namun material ini sangat rentan terhadap pengkaratan jika tidak didukung oleh sistem pelapisan yang benar. Sayangnya, cat pelindung pun tak banyak membantu bila air sudah menggenang dan meresap dari dalam.
Sebaliknya, penggunaan material stainless steel murni dengan grade tertentu seperti SUS 304 terbukti jauh lebih tahan terhadap kelembapan dan tidak membutuhkan drainase aktif di banyak titik, karena strukturnya yang solid dan tidak mudah menyerap air. Ditambah dengan teknik pengelasan presisi dan sistem desain yang memperhitungkan aliran air alami, railing dari material ini secara alami akan lebih awet dan bebas perawatan jangka panjang.
Material SUS 304 juga memiliki ketahanan tinggi terhadap perubahan suhu, tidak mudah memuai atau menyusut, dan tidak memerlukan pengecatan ulang berkala seperti halnya besi. Permukaannya pun cenderung tidak menyimpan air atau kotoran, sehingga memperkecil peluang terbentuknya karat, bahkan saat terpapar hujan selama berbulan-bulan.
Banyak pengguna akhirnya beralih ke railing berbahan stainless murni karena menyadari biaya perawatan dan penggantian railing berkarat dalam jangka panjang justru lebih tinggi dibanding investasi awal untuk material berkualitas. Belum lagi nilai keamanan dan ketenangan pikiran yang diperoleh tidak perlu khawatir tiap kali hujan turun deras, atau ketika anak-anak bersandar di pinggiran balkon.
Penting bagi pemilik rumah dan pengembang properti untuk lebih teliti dalam memilih material railing, bukan hanya berdasarkan bentuk dan harga, tetapi juga dari segi daya tahan terhadap cuaca. Dengan sistem sambungan yang dirancang cermat dan penggunaan material anti-korosi seperti Stainless SUS 304, risiko kegagalan struktural akibat korosi bisa dihindari sejak awal. Lebih baik mencegah daripada menyesal setelah kerusakan terjadi.